FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
“Faktor
apakah yang paling mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian di suatu
negara?” Hal ini perlu kita ketahui bersama agar negara kita,yaitu Indonesia
dapat menjadi salah satu tempat tujuan investor dalam menanamkan modalnya.
Seperti yang kita ketahui, aktivitas investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia.
Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain:
Seperti yang kita ketahui, aktivitas investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia.
Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain:
1. Faktor kestabilan
perekonomian negara, yang dirasa penting bagi investor dalam menjamin kepastian
mereka berinvestasi
2. Faktor perubahan
dan perkembangan teknologi
3. Faktor tingkat
suku bunga dan
4. Faktor prospek
ekonomi di masa datang
Faktor
Kestabilan Perekonomian Negara
Mengenai masalah kestabilan
perekonomian, merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam melakukan
investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia, menurut Kepala Ekonom DBS Bank
David Carbon, saat ini menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal
karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung stabil.
Faktor Perubahan Dan Perkembangan Teknologi
Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga
penting dalam akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya
produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan
memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak
investasi.
Faktor Tingkat Suku Bunga
Faktor ketiga adalah mengenai tingkat
suku bunga. Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat
investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di suatu negara tingkat suku
bunganya rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit
dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya apabila
tingkat bunga tingginya, maka investasi dari kredit bank pun akan tidak
menguntungkan.
Faktor Prospek Ekonomi Di Masa Datang
Menurut hasil polling yang pada website
beritadaerah.com, didapatkan hasil bahwa prospek ekonomi di masa datanglah yang
merupakan faktor yang paling mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian
suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk adanya suatu peningkatan
aktivitas perekonomian di masa datang merupakan salah satu faktor penentu untuk
para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi.
Jika diperkirakan akan terjadi
peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, maka investor
kemungkinan besar tidak akan menyia-nyiakan peluang yang memungkinkan untuk
meraih keuntungan lebih besar di masa yang datang.
Adanya investasi dapat menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran bagi suatu negara dan juga masyarakatnya. Dengan adanya kegiatan investasi dapat memungkinkan masyarakat untuk dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan memperoleh kesempatan kerja, sedangkan bagi negara, kegiatan investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional. Semuanya itu berujung pada satu kata yaitu, “kemakmuran”. Mari kita berharap, ke depannya Indonesia akan semakin baik lagi dan dapat menjadi salah satu tempat ideal bagi para investor untuk melakukan kegiatan investasi.
Adanya investasi dapat menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran bagi suatu negara dan juga masyarakatnya. Dengan adanya kegiatan investasi dapat memungkinkan masyarakat untuk dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan memperoleh kesempatan kerja, sedangkan bagi negara, kegiatan investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional. Semuanya itu berujung pada satu kata yaitu, “kemakmuran”. Mari kita berharap, ke depannya Indonesia akan semakin baik lagi dan dapat menjadi salah satu tempat ideal bagi para investor untuk melakukan kegiatan investasi.
FAKTOR–FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Subandi, dalam bukunya Sistem
Ekonomi Indonesia, menulis bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Indonesia secara umum, adalah:
1.
factor produksi
2.
factor investasi
3.
factor perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran
4.
factor kebijakan moneter dan inflasi
5.
factor keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya
Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam teoti-teori konvensional,
pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari
factor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku,
enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, factor penentu tersebut
untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk
dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang sifatnya lebih jangka
pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal dan eksternal.
Factor eksternal didominasi oleh
factor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan
ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor Internal
a.
Factor ekonomi, antara lain:
·
Buruknya fundamental ekonomi
nasional
·
Cadangan devisa
·
Hutang luar negeri dan
ketergantungan impor
·
Sector perbankan dan riil
·
Pengeluaran konsumsi
b.
Faktor non ekonomi, antara lain:
·
Kondisi politik, social dan keamanan
·
PMA dan PMDN
·
Pelarian modal ke luar negeri
·
Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor
Eksternal
a.
Kondisi perdagangan dan perekonomian
regional atau dunia
Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan ekonomi dalam jangka
panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa perubahan
mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian
sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi sector non primer,
khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi
positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Meminjam istilah Kuznets, perubahan
struktur ekonomi umum disebut transformasi structural dan dapat didefinisikan
sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam
komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), dan
penawaran agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi seperti
tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).
1. Teori
Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada
mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara sedang
berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan
menitikberatkan sector pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern
yang didominasi sector non primer, khususnya industri dan jasa. Ada
2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi
yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi
structural).
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan
ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya,
Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi
menjadi dua, yaitu perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai
sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi,
maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup masyarakatnya berada pada
kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga subsisten. Over
supply tenaga kerja ini ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol
dan tingkat upah riil yang rendah.
Di dalam kelompok negara-negara berkembang, banyak negara
yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga decade terakhir ini,
walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan antar negara dalam
sejumlah factor-faktor internal berikut:
1.
Kondisi dan struktur awal dalam
negeri (economic base)
2.
Besarnya pasar dalam negeri
3.
Pola distribusi pendapatan
4.
Karakteristik industrialisasi
5.
Keberadaan SDA
6.
Kebijakan perdagangan LN
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar